[caption id="attachment_108" align="alignleft" width="300"] Efek Rumah Kaca[/caption]
Efek rumah kaca terjadi saat jenis gas tertentu – biasa disebut gas rumah kaca- terkumpul di atmosfer. Gas ini mengandung karbon dioksida, metana, asam nitrat, gas beracun (fluorine), dan ozon.
Gas rumah kaca tersebut bisa dilewati dengan mudah oleh sinar Matahari sehingga bisa mencapai permukaan Bumi. Tetapi mereka mengumpulkan panas yang dihasilkan sinar tersebut dan memantulkannya ke atmosfer. Proses ini sama seperti yang terjadi pada rumah kaca yang digunakan untuk menanam tumbuhan. Efek rumah kaca menjaga agar suhu Bumi tetap berada pada temperatur yang cocok untuk kehidupan. Ilmuwan berpendapat bahwa tanpa efek rumah kaca, suhu Bumi akan turun drastis dari 14° Celsius sampai -18° Celsius.
Beberapa komponen yang terkandung dalam gas rumah kaca berasal dari sumber-sumber alami. Proses penguapan air melepaskan uap ke artmosfer; binatang dan tumbuhan melepaskan karbon dioksida ketika bernafas; rawa-rawa melepaskan metana; asam nitrat dihasilkan oleh proses yang terjadi dalam tanah dan air. Letusan gunung berapi -- baik di permukaan maupun dibawah laut -- juga mlepaskan gas rumah kaca.
Sejak Revolusi Industri pada tahun 1700 dan 1800-an, manusia telah berperan dalam pembentukan gas rumah kaca ke atmosfer. Jumlah gas ini telah meningkat tajam dalam beberapa abad terakhir. Emisi gas rumah kaca meningkat 70% antara tahun 1970 dan 2004. Proses pelepasan karbon dioksida – yang merupakan komponen terpenting dalam gas rumah kaca – meningkat 80% dalam kurun waktu yang sama. Jumlah ini telah melebihi ambang normal yang terjaga dengan baik selama 650.000 tahun.
Sebagian besar karbon dioksida yang diproduksi manusia merupakan hasil pemanfaatan bahan bakar fosil. Mobil truk, kereta api, pesawat terbang, dan bahkan listrik juga menggunakan bahan bakar fosil. Penebangan hutan juga berperan dalam pelepasan CO2 karena pohon menyimpan banyak kandungan karbon.
Selain pemanfaatan bahan bakar fosil dan penebangan hutan, kandungan gas rumah kaca, misalnya metana, dilepaskan dari proses penambangan, pertanian, dan pengolahan gas alam. Gas beracun (fluorine) mengandung CFCs (chlorofluorocarbons), HCFCs (hydrochlorofluorocarbons), dan HFCs (hydrofluorocarbons). Jenis-jenis gas ini digunakan untuk proses pendinginan (lemari es) dan botol semprot (parfum, dsb).
Semua aktivitas manusia tersebut menghasilkan gas rumah kaca yang terus-menerus dilepaskan ke atmosfer. Ketika jumlah gas ini meningkat, begitu juga dengan temperatur permukaan Bumi. Peningkatan suhu ini sering kita sebut dengan pemanasan global.
Gas Rumah Kaca Buatan Manusia
CFCs adalah satu-satunya kandungan gas rumah kaca yang tidak diproduksi secara alami. Kandugan lain seperti karbon dioksida dihasilkan oleh manusia juga, tetapi ada juga proses alami di atmosfer yang menghasilkan komponen tersebut. CFC mulai digunakan pada abad 19 dan menjadi sangat populer pada abad berikutnya. Banyak negara besar, seperti Amerika Serikat, yang melarang penggunaan CFC karena pengaruh buruk gas itu terhadap lingkungan.
No comments:
Post a Comment