Tumpukan Embrio Dinosaurus Ditemukan |
Pada bulan April 2013 telah ditemukan tumpukan embrio Dinosaurus yang diharapkan akan mampu membantu para ilmuwan mengungkap lebih banyak lagi tentang mahkluk prasejarah tersebut. Memang penelitian mengenai Dinosaurus masih terus berlangsung di banyak daerah dan dilakukan oleh banyak universitas populer atau kelompok ilmuwan ternama dari seluruh dunia. Baru-baru ini, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Robert Reisz, seorang ahli paleontologi dari University of Toronto Mississauga, berhasil menemukan tumpukan fosil embrio Dinosaurus di daerah Lufeng. Usia fosil-fosil embrio tersebut bisa dibilang luar biasa tua, karena hampir semua yang ditemukan merupakan peninggalan periode Cretaceous. Periode ini berakhir sekitar 125 juta tahun yang lalu setelah tulang-belulang yang ditemukan terkubur dan memulai proses menjadi fosil.
Robert Reisz bekerja sama dengan sebuah tim peneliti internasional yang beranggotakan ilmuwan dari berbagai negara termasuk Kanada, Taiwan, Australia, China, dan Jerman. Mereka menggali dan meneliti lebih dari 200 tulang-belulang Dinosaurus yang masih dalam proses perkembangan embrio.
Penemuan ini diharapkan akan mampu memberi pengetahuan baru tentang kehidupan dan aspek-aspek biologis Dinosaurus. Perlu diketahui bahwa penemuan ini adalah yang pertama kali; sebelumnya, tidak pernah ditemukan fosil embrio yang masih dalam tahap pertumbuhan dalam telur. Fosil-fosil tersebut diperkirakan berasal dari 20 Dinosaurus jenis Saurodopomorph Lungefosaurus, yang merupakan jenis dominan pada awal periode Jurassic. Seekor Lungefosaurus dewasa bisa mencapai ukuran panjang 8 meter.
Fosil tersebut terpisah-pisah, tapi besar kemungkinan bahwa mereka berasal dari sarang-sarang berbeda dan berisi bayi-bayi Dinosaurus; ada kemungkinan bahwa mereka berada pada tahap pertumbuhan yang berbeda pula. Bagi tim yang dipimpin oleh Robert Reisz, ini merupakan kesempatan yang langka dan sulit didapat oleh ilmuwan manapun dimana mereka bisa mempelajari proses pertumbuhan telur Dinosaurus. Embrio Dinosaurus biasanya berhasil ditemukan di sebuah sarang saja, sehingga hanya bisa memberi gambaran tentang satu tahap pertumbuhan. Ketika beberapa fosil embrio ditemukan dalam jumlah besar, dan berasal dari sarang-sarang berbeda, ilmuwan diharapkan bisa menjelaskan proses perkembangan telur Dinosaurus secara utuh dan menyeluruh.
Langkah yang diambil untuk mempelajari hal ini adalah dengan meneliti bagian atau tulang terbesar dari sebuah embrio yaitu femur (tulang paha). Bagian ini menunjukkan tahap perkembangan yang pesat ;tulang paha tumbuh dari 12 sampai 24 mm saat Dinosaurus masih berada di dalam telur. Robert Reisz berpendapat bahwa Dinosaurus mungkin memiliki masa inkubasi pendek jika mengacu pada pesatnya perkembangan tulang paha ini.
Tim peneliti juga menemukan bahwa femur telah mengalami perubahan bentuk saat di dalam telur. Pengamatan yang dilakukan terhadap anatomi dan struktur internal tulang menunjukkan bahwa otot dinosaurus berperan besar dalam perubahan bentuk ini. Hal ini mirip dengan fenomena yang ada pada telur burung modern, dimana bayi telah mampu bergerak di dalam telur. Ini juga adalah bukti pertama yang mengindikasikan pergerakan Dinosaurus dalam tahap embrio. Para ilmuwan yang berasal dari Taiwan menemukan keberadaan materi organik dalam embrio-embrio tersebut. Dengan menggunakan teknik spektrokospi infra-merah, mereka melakukan analisis kimia terhadap tulang Dinosaurus dan menemukan bukti keberadaan serat kolagen. Kolagen merupakan sebuah bentuk protein yang berada dalam tulang.
Perlu diketahui bahwa dalam proses pembentukan fosil (fosilisasi), tulang-tulang Dinosaurus telah berubah bentuk menjadi batu. Penemuan zat protein di tulang belulang tersebut merupakan hal yang mengejutkan mengingat usianya yang mencapai ratusan juta tahun. Fosil Dinosaurus yang ditemukan memiliki kandungan protein biasanya berusia kira-kira 100 juta tahun lebih muda daripada fosil embrio ini.
Sampai hari ini, hanya ada sekitar 1 meter persegi dari keseluruhan tumpukan fosil yang telah diteliti, tapi daerah sekecil ini juga menyimpan pecahan kulit telur tertua dari semua jenis vertebrata di Planet Bumi. Hal ini juga merupakan yang pertama kali ditemukannya sebuah pecahan telur Dinosaurus berukuran kurang dari 0,1 mm dalam keadaan baik.
No comments:
Post a Comment