Thursday, April 4, 2013

Perubahan Iklim dan Gelombang Lautan

Perubahan Iklim dan Gelombang Lautan
Perubahan Iklim dan Gelombang Lautan
Lautan ternyata berpengaruh besar terhadap keadaan iklim Panet Bumi; lautan membantu mengurangi temperatur udara dengan menyerap panas. Pada dasarnya, jika dibandingkan dengan udara, air butuh waktu lebih lama untuk meningkatkan suhu dan pendinginan. Karena 2/3 permukaan planet ini adalah lautan, hal ini memberi dampak besar pada keadaan iklim. Bagian lautan yang berada jauh dari wilayah katulistiwa, menyimpan panas saat musim panas dan mengeluarkan panas saat musim dingin. Inilah sebabnya iklim di daerah pantai lebih bersahabat daripada di daerah lain di suatu pulau.

Air membutuhkan 4 kali lebih banyak panas daripada yang dibutuhkan udara atau tanah untuk meningkatkan suhu. Tanah lebih cepat panas dan kemudian melepaskan panas tersebut ke udara. Demikian juga dengan udara di wilayah daratan yang bisa cepat menurunkan temperatur. Di sisi lain, lautan membutuhkan waktu lebih lama untuk peningkatan temperatur, juga saat pendinginan. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur di lautan dan daratan di sebagian besar wilayah di Planet Bumi.

Dampak Bagi Iklim

Perbedaan sifat ini, menyebabkan perbedaan temperatur dalam skala besar maupun kecil. Di lautan, siang hari terasa lebih dingin sedangkan malam hari lebih hangat daripada di daratan. Hal yang sama juga terjadi di wilayah pantai yang cenderung lebih dingin di siang hari, tapi tetap hangat di malam hari. Karena perbedaan temperatur, arah angin pun bisa diprediksi. Pada siang hari, air bertiup dari lautan ke daratan, sedangkan pada malam hari bertiup dari daratan ke lautan.

Saat lautan bertambah panas, akan ada lebih banyak uap air yang dilepaskan ke udara sehingga meningkatkan kelembaban udara. Iklim akan terpengaruh karena udara yang lembab memerlukan banyak waktu untuk meningkatkan temperatur (menyimpan panas lebih lama daripada udara dengan tingkat kelembaban rendah). Bayangkan juka tidak ada lautan, tingkat kelembaban udara akan berkurang, sehingga tidak bisa menyimpan panas. Ketika semua panas dilepaskan, hampir semua bentuk kehidupan di Planet Bumi akan mati.

Besarnya pengaruh lautan terhadap iklim tergantung pada peta topografi suatu wilayah. Udara yang lembab dari lautan membantu mempertahankan keadaan temperatur sampai ke wilayah lain, jangkauannya pun sangat luas. Udara ini akan bergerak naik, dan ketika sampai ketinggian wilayah pegunungan udara akan menjadi embun, membentuk awan, dan turun hujan. Jika udara yang lembab ini tidak menyentuh wilayah pegunungan dalam jangka waktu lama di daerah tertentu, kelembaban akan hilang begitu saja dan temperatur di daerah tersebut akan cenderung lebih panas.

Tuesday, April 2, 2013

Tanah dan Ekosistem

Tanah dan Ekosistem
Tanah dan Ekosistem
Tanah merupakan aspek krusial dalam ekosistem. Seringkali pentingnya pemeliharaan tanah diabaikan, karena semua tanaman sepertinya tetap bisa tumbuh dari tanah walaupun telah berulang-ulang dirusak. Sebenarnya, kualitas tanah sangat mempengaruhi kesehatan tanaman yang tumbuh. Pada dasarnya, tanah terbentuk dari 3 unsur utama termasuk pasir, garam, dan lempung. Tanah yang ideal untuk perkembangan tanaman harus mengandung 45% partikel mineral, 5% zat organik dari binatang dan tanaman lain yang telah membusuk, 25% air, dan 25% udara.

Ketahanan Pangan dan Pertanian

Menjaga tingkat kesuburamn tanah adalah hal penting bagi siapa saja yang peduli terhadap ketahanan pangan. Petani bukan hanya sebagi produsen utama sumber makanan di negeri kita, tetapi mereka juga berperan dalam mempertahankan rantai distribusi makanan pokok. Saat ini, perhatian para petani tertuju pada “sustainable agriculture”, yaitu jenis pertanian yang berusaha mengenali dan menciptakan keseimbangan antara laba jangka panjang pertanian, tingkat kesuburan tanah, dan ketersedian air. Selain itu juga diperlukan rantai distribusi yang memadai dan masyarakat yang mendukung proses pekerjaan mereka.
Hubugan antara sistem pertanian dan ekologi dipelajari dalam salah satu cabang ilmu pengetahuan yang disebut agroekologi. Studi ini mencakup pengetahuan tentang tanah, air, udara, cahaya matahari, tanaman, mikro-organisme, binatang, dan manusia. Para petani modern yang mengerti tentang konsep “ketahanan tani” akan mempertimbangkan banyak faktor dan aspek-aspek lingkungan sebelum mengambil langkah-langkah pertanian.

Jaringan Kehidupan

Sebuah ekosistem tidak hanya terbentuk dari interaksi yang tercipta antar mahkluk hidup, tapi juga benda-benda mati seperti hutan dan danau. Proses ini seperti yang terjadi pada jaring laba-laba; ketika salah satu benang jaring itu rusak, bagian lain harus berusaha menutupi kekurangan yang disebabkan oleh kerusakan itu. Hal-hal yang mempengaruhi satu bagian dari ekosistem sebenarnya juga memberi dampak pada keseluruhan ekosistem.
Kemiripan dengan jaring laba-laba ini didasari oleh sifat saling ketergantungan yang terbentuk dalam sebuah ekosistem. Binatang tergantung pada tanaman dalam sebuah hubungan yang kompleks untuk mendapat sumber makanan dan mempertahankan hidup.

Secara singkat, jaring kehidupan berkerja seperti berikut:
Sinar matahari memberi energi untuk rumput – jangkrik memakan rumput – burung dan katak memakan jangkrik – ular memakan burung, katak, dan tikus – burung hantu dan elang memakan ular, katak, dan tikus.
Ketika binatang mati, proses pembusukan terbantu oleh ulat, jamur, dan bakteri. Nutrisi akan terlepas dari bangkai yang telah membusuk ke tanah. Nutrisi ini akan membantu perkembangan rumput. Dalam ilustrasi, jaringan kehidupan ini sering digambarkan sebagai rantai makanan. Jadi, semua bentuk kehidupan dan non-kehidupan di dalam suatu ekosistem saling tergantung untuk mendapatkan makanan, energi, dan nutrisi untuk kehidupan mereka.

Peran Manusia dalam Ekosistem

Peran Manusia dalam Ekosistem
Peran Manusia dalam Ekosistem
Manusia sebenarnya juga mampu memberi dampak positif terhadap lingkungan melalui berbagai cara misalnya perlindungan dan pengembangan ekosistem atau habitat. Penanaman pohon dan semak belukar serta perencanaan penyediaan makanan di tempat tertentu adalah strategi yang bisa meningkatkan kualitas kehidupan satwa liar secara umum. Bahkan strategi ini bisa dilakukan secara perseorangan oleh para pemilik lahan.

Populasi manusia dapat membantu program perlindungan danau, sungai dan rawa-rawa dari proses pengendapan dengan mengurangi erosi tanah di sekitar ekosistem perairan tersebut. Sarang-sarang buatan di wilayah yang memiliki sedikit lubang-lubang pohon juga bisa memancing keberadaan burung dan tupai. Dan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan manusia.

Ada banyak organisasi swasta maupun pemerintah yang bisa membantu kita untuk mengerti, mengatur, dan melindungi lingkungan alam. Organisasi konservasi juga biasanya menampung para sukarelawan yang bersedia ikut aktif dalam semua kegiatan perlindungan satwa dan lingkungan.

Salah satu organisasi internasional yang bisa menjadi contoh adalah IPM (Integrated Pest Management). Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mencegah atau mengurangi kerugian petani karena kerusakan tanaman yang disebabkan oleh hama. Tujuan ini sebenarnya juga sangat cocok jika diterapkan di Indonesia dimana sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Berbagi metode digunakan seperti rotasi jenis tanaman (pergantian jenis tanaman untuk mencegah perusakan oleh hama), menggunakan tanaman tahan hama, sistem pengolahan mekanik, pergantian masa tanam dan panen, kontrol secara biologi (menggunakan jenis binatang lain untuk memangsa hama), dan pemanfaatan bahan-bahan kimia.

Penerapan berbagai metode memang sering lebih manjur daripada menggantungkan pada satu jenis strategi saja. Walaupun sangat sulit untuk benar-benar menghilangkan dampak kerusakan yang disebabkan oleh hama, organisasi semacam IPM setidaknya mampu meminimalisir kerugian petani karena faktor lingkungan. Bahkan IPM juga mampu mengurangi penggunaan pestisida. Penelitian lapangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah kontrol terhadap hama memang dibutuhkan. Aspek ekonomi juga perlu dilibatkan; IPM akan melakukan tindakan yang diperlukan hanya jika jumlah hama yang ada di lahan-lahan pertanian dianggap merusak. Perkiraan kerugian petani juga diperhitungkan. Jika biaya pengendalian hama lebih kecil daripada kerugian yang diperkirakan, maka beberapa strategi akan diterapkan untuk mengurangi tingkat kerugian secara ekonomi. Dalam beberapa kasus, hama memang dibiarkan memangsa hasil panen.