Friday, June 21, 2013

Bagaimana Tanaman Bernafas?

Bagaimana Tanaman Bernafas
Bagaimana Tanaman Bernafas

Secara sederhana, kita bisa mengatakan bahwa tanaman melakukan fotosintesis di siang hari dan bernafas seperti hewan di malam hari. Tanaman menghirup karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen untuk pernafasan mahkluk lain termasuk manusia dan hewan. Dalam proses fotosintesis, tanaman menyerap energi dari matahari melalui daun dan memproduksi makanan dari karbon dioksida yang disediakan oleh atmosfer.

Bernafas seperti hewan di malam hari? Kurang lebih seperti itu tapi tidak. Tanaman tidak memiliki paru-paru yang memungkinkan mahkluk untuk menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Tanaman mengambil CO2 sebanyak yang mereka bisa, dan hal ini mungkin saja tidak mudah bagi mereka.

Ada sebuah organ dalam tubuh tanaman yang disebut Stomata, yaitu lubang-lubang di daun dimana mereka bisa menghirup dan mengeluarkan O2 (siang hari) dan CO2 (malam hari). Stomata juga bisa ditutup untuk mencegah aliran air keluar dari tanaman. Walaupun tanpa paru-paru, proses pernafasan tanaman secara umum sama dengan hewan. Kandungan gula dipecah dalam sebuah proses yang disebut Glycolysis dan karbon masuk ke dalam sel; karbon akan mengubah makanan menjadi energi.

Makanan tersebar ke seluruh tubuh tanaman melalui pembuluh darah dan diberikan kepada semua organ, termasuk kepada mereka yang tidak membantu melakukan fotosintesis misalnya akar dan batang. Hal ini penting supaya tanaman bisa tumbuh. Jika kita berpikir lebih dalam, proses penyaluran makanan/energi ternyata juga membutuhkan energi. Di siang hari, tanaman menyimpan energi yang mereka dapatkan dari sinar matahari dalam bentuk karbohidrat, kemudian digunakan lagi pada malam hari untuk terus tumbuh.

Selain makanan, proses pernafasan tumbuhan menghasilkan banyak hal lain. Ada lebih dari 50 tahapan dalam pernafasan tumbuhan, dan setiap tahap menghasilkan zat berbeda misalnya lemak, minyak, hormon, nikotin, kafein, karet, asam, dll. Walaupun setiap tanaman menghasilkan karbon dioksida, ditambah dengan proses pernafasan hewan, proporsi CO2 di atmosfer terbilang sangat kecil hanya sekitar 0.035%. Sebanyak 78% adalah nitrogen, 21% berupa oksigen.

Beberapa dari kita mungkin masih berpikir bahwa beristirahat di bawah pohon besar pada malam hari sangat berbahaya karena jumlah CO2 yang dihasilkan tumbuhan besar sangat banyak. Jika ada seseorang yang mengatakan hal ini pada Anda, ceritakanlah tentang hewan-hewan yang tinggal di hutan.

Peningkatan proporsi karbon dioksida bisa berpengaruh terhadap iklim Planet Bumi, bahkan akan mempengaruhi kemampuan tanaman untuk berfotosintesis. Semkain banyak kandungan CO2 di udara, bukan berarti tanaman bisa lebih banyak melakukan fotosintesis. Justru mereka akan terbiasa atau beradaptasi dengan keadaan seperti itu dan memperlambat proses fotosintesis mereka. Hal ini dinamakan negative feedback. Ada juga kemungkinan beberapa jenis tanaman akan punah dengan perubahan semacam ini.

No comments:

Post a Comment