Thursday, April 4, 2013

Planet Bumi Masih Baik-baik Saja (Bagian 1)

Artikel ini adalah hasil terjemahan bebas dari sebagian essay berjudul “What the Earth Knows” yang ditulis oleh Robert B. Laughlin, peraih Nobel Prize 1998 bidang fisika.

Planet Bumi Masih Baik-baik Saja (Bagian 1)
Planet Bumi Masih Baik-baik Saja (Bagian 1)

Memahami konsep periode geologi (geologic time) dan beberapa prinsip dasar ilmu pengetahuan ternyata bisa memberi perspektif baru tentang isu perubahan iklim Bumi, pemanasan global dan energi untuk masa depan.

Semua perdebatan serius mengenai perubahan iklim yang terjadi saat ini di Planet Bumi, tidak bisa dipisahkan dengan pembahasan geologic time (periode geologi) yang dialami oleh Bumi.

Salah satu alasannya adalah bahwa pandangan atau prediksi masyarakat dunia tentang apa yang akan terjadi di masa depan hanya berdasarkan pada hipotesis, yang tentu saja masih perlu dipertanyakan kebenarannya. Tetapi, dengan memahami konsep geologic time, kita bisa mengetahui pola perilaku planet ini dari masa ke masa dan memberikan prediksi masuk akal tentang masa depan.

Pemahaman masyarakat tentang Planet Bumi masih begitu terbatas sehingga validitas kesimpulan yang mereka ambil seringkali dipertanyakan. Para ahli ilmu pengetahuan alam ternyata juga tidak terlalu berperan dalam memberi pencerahan/jawaban yang memuaskan rasa ingin tahu masyarakat; seharusnya ahli-ahli ilmu Bumi bisa menjelaskan atau membedakan antara isu yang benar-benar merupakan fakta ilmiah dan mitos belaka.

Para ilmuwan sudah memperingatkan tentang ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Para pebisnis justru menganggap bahwa hal itu merupakan mitos dan menganjurkan pengeboran lebih lanjut. Pecinta alam juga sering menjelaskan dampak berbahaya dari aktivitas exploitasi batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Sedangkan mereka yang mendukung exploitasi lebih lanjut justru takut jika penghentian explorasi akan merusak ekonomi dunia.

Para peneliti bidang geologi melaporkan hasil temuan baru yang memberi gambaran tentang Planet Bumi jutaan tahun yang lalu. Geologic time merupakan sebuah konsep luas sehingga perlu disederhanakan agar mudah dipahami. Beberapa contoh fakta yang berkaitan dengan geologic time adalah sebagai berikut:

- Total curah hujan yang menyirami dunia selama setahun kurang lebih adalah satu meter; hampir sama dengan ketinggian seekor anjing Golden Retriever.

- Sejak jaman revolusi industri, volume air hujan yang ada di dunia mencapai ketinggian sekitar 200 meter; sama dengan ketinggian Hoover Dam.

- Volume air hujan yang jatuh ke permukaan Bumi sejak jaman Musa akan cukup untuk mengisi semua lautan yang ada di Planet Bumi.

- Volume air hujan yang telah jatuh ke Bumi sejak jaman es akan mampu mengisi 4 kali volume semua lautan di planet ini.

- Volume air hujan yang telah jatuh ke Bumi sejak dinosaurus punah akan mampu mengisi 20.000 kali volume semua lautan. Bahkan cukup untuk mengisi 3 kali volume planet Bumi.

- Volume air hujan yang telah jatuh ke Bumi sejak pertama kali batubara terbentuk akan mampu mengisi 15 kali volume planet ini.

- Volume air hujan yang telah jatuh ke Bumi sejak oksigen terbentuk akan mampu mengisi 100 kali volume Bumi.

Kita mungkin berasumsi bahwa menghancurkan Bumi – yang usianya memang sudah sangat tua – bisa dilakukan dengan sangat mudah. Planet Bumi telah mengalami banyak bencana besar berulang-ulang kali misalnya letusan gunung, banjir, tabrakan meteor, proses pembentukan gunung, dan semua jenis perusakan yang berdampak lebih besar daripada semua hal yang bisa diakibatkan oleh aktivitas manusia. Tapi Bumi masih selamat dan baik-baik saja. Planet Bumi memiliki caranya sendiri untuk menyelamatkan diri dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang tercipta.

Kita tidak tahu  bagaimana atau butuh berapa lama sampai Bumi bisa kembali ke keadaan semula setelah semua bencana besar tersebut terjadi. Penelitian tentang batuan dan fenomena geologi lain tidak banyak memberi informasi yang dibutuhkan. Satu hal yang kita tahu adalah Planet Bumi bisa selamat, memperbaiki diri, dan mampu menyediakan tempat bagi manusia.

Sebelum manusia menjadi anggota baru di planet ini, dinosaurus mendominasi hampir semua wilayah. Bencana besar melanda, dinosaurus punah, kemudian manusia menggantikan dinosaurus sebagai mahkluk yang dominan di planet ini.

Perusakan yang dilakukan manusia terhadap alam masih menjadi perbincangan hangat dan menarik perhatian semua kalangan. Kandungan karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kecepatan peningkatan volume ini juga menjadi perhatian; dikatakan bahwa jumlah CO2 di atmosfer bisa meningkat 100% dalam jangka waktu 100 tahun. Akumulasi CO2 berpotensi meningkatkan suhu permukaan Bumi dan mempercepat proses pelelehan es di kutub.

Pemerintahan di semua negara di dunia juga memberi perhatian besar, walaupun sebagian dari kebijakan-kebijakan yang mereka tetapkan tidak efektif sama sekali. Beberapa diantaranya adalah penelitian energi alternatif, pembatasan eksplorasi alam, kebijakan internasional tentang pemanasan global, dll.

Semua kebijakan tersebut memang berpengaruh besar pada pola perilaku manusia. Jika dilihat dari sudut pandang geologi, Planet Bumi sepertinya sama sekali tidak memperoleh dampak yang diharapkan dari kebijakan yang telah diterapkan di berbagai negara.

Planet Bumi tidak akan peduli apakah Anda mematikan televisi, mengurangi pemakaian pendingin ruangan, kulkas, dan sebagainya. Planet yang kita tempati tidak peduli apakah Anda sekarang memakai mobil hybrid dan mematikan thermostat. Hal-hal seperti ini justru menimbulkan banyak kesulitan di pihak manusia. Kesulitan-kesulitan itu kemungkinan akan berlangsung untuk kurun waktu yang sangat lama sampai berabad-abad. Sementara Bumi menganggap bahwa ratusan tahun di kehidupan manusia, seperti kilat yang menyambar; hanya seketika. Sedangkan hasil akhirnya juga masih tetap sama. Timbunan bahan bakar fosil masih terpakai dan akan habis juga.

Planet Bumi sepertinya akan membuang CO2 ke lautan dalam jangka waktu 1000 tahun; hal ini akan membuat tingkat kandungan zat karbon dioksida di atmosfer sedikit lebih banyak daripada sekarang. Dalam beberapa millennium berikutnya, kandungan CO2 akan berpindah ke batuan; lautan dan udara akan kembali seperti keadaan semula, sama seperti saat manusia belum ada di planet ini. Proses ini akan terkesan terlalu berlebihan jika dilihat dari perspektif waktu di kehidupan manusia, tapi jika dilihat dari sudut pandang ilmu geologi (geologic time), penyelesaian proses ini hanya sedikit memakan waktu; bahkan bisa dibilang terjadi secara instan.

Beberapa detail yang menjelaskan perkiraan skenario CO2 di atas memang sedikit kontroversial; pada dasarnya, semua prediksi … Bersambung ke Planet Bumi Masih Baik-baik Saja (Bagian 2)

No comments:

Post a Comment